TENTANG BLOG KAMI DARI SEMUA

WARNAI LITERASI

Paradise

is a

Library

Full of

Book

Aforisme Literasi : Anak dan Keluarga Indonesia Mampu Membaca Dunia

“Apakah melek literasi bermanfaat? Apa untungnya melek literasi? Coba mulai tanyakan hal itu kepada diri sendiri, kemudian hilangkan keengganan dan segerakan mencari jawabannya.”

Education Development Center (EDC) memberi pengertian untuk literasi sebagai kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan keahlian yang dia miliki dalam hidupnya. Dalam pemahaman ini digambarkan bahwa literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia (keadaan).

Untuk dapat membaca, tentu terlebih dahulu harus sudah terbebas dari kebutaan terhadap aksara, sehingga memiliki kemampuan memaknai rangkaian aksara. Saat ini penyandang buta aksara di Indonesia bisa dikatakan sudah sangat rendah, tersisa kurang dari 2% saja. Tepatnya, Data BPS menyebutkan bahwa 98,29% penduduk Indonesia pada tahun 2020 telah melek aksara, dengan catatan bahwa indikator yang digunakan adalah memiliki kemampuan mengenali (membaca dan menulis) rangkaian aksara (huruf, angka, simbol dan gambar). Dengan mengunjungi laman Badan Pusat Statistik, kita dapat menemukan konsep definisi dan rumusan Indikator berikut ini:

  • Indikator AMH (Angka Melek Huruf/Aksara) : Proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang di baca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.
  • Indikator ABH (Angka Buta Huruf/Aksara) : Proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.

Seperti yang diamanatkan dalam pengertian literasi diawal tulisan ini, bahwa literasi berhubungan dengan kemampuan membaca kata dan membaca dunia (keadaan) yang dalam bahasa Jawa dilukiskan pada kata ”kahanan”. Agar dapat membayangkan kedalaman serta keluasan manfaat yang bisa didapat dari penguasaan literasi, maka ‘kemampuan membaca’ sebaiknya dimaknai sebagai ‘kemampuan memahami’, sebagai mana tentu jauh lebih dalam dan luas makna kata ‘memahami’ dibandingkan dengan makna kata ‘membaca’.

“Puncak dari berliterasi adalah melek kahanan. Oleh sebab itu, percayalah bahwa literasi-lah yang akan menjaga dan menyelamatkan kehidupan kita”

Membandingkan kesenjangan antara pencapaian yang diamanatkan kepada literasi dengan pencapaian melek aksara Indonesia, maka kesenjangan yang ada tersebut seharusnya dapat menumbuhkan kesadaran bahwa masih banyak aspek yang harus menjadi perhatian. Program dan kegiatan terbaik harus terus-menerus diciptakan dan konsisten dijalankan, begitu pula dengan dukungan atas setiap upaya yang dilakukan oleh semua pihak seharusnya selalu diberikan. Hingga akhirnya Indonesia yang tidak sebatas melek aksara tapi lebih dari itu menjadi melek literasi dapat dicapai.

Gerakan Literasi adalah bergerak bersama, gerakan siapa saja, lakukan dimana saja hingga terwujud lingkungan yang literat ; yaitu ketika semua dari kita mulai gemar membaca yang tidak sekedar membaca dan menikmati menulis yang tidak asal menulis sehingga dapat menghasilkan karya yang tidak memperdaya.”-Ariko

“Literasi memberi manfaat apa?” “Literasi memberi keuntungan apa?” Seharusnya pertanyaan seperti itu tidak kita abaikan, justru harus sangat kita nantikan untuk sering terdengar dilontarkan oleh sangat banyak orang. Sebab pertanyaan tersebut menunjukkan mulai munculnya rasa keingintahuan yang bisa menjadi jalan membudayanya literasi. Sebuah harapan besar adanya peluang bagi literasi untuk mencapai kepopulerannya. Semoga nanti kita bisa menyaksikan keadaan ketika siapapun merasa ketinggalan zaman bila tidak ikut serta ber-literasi.

Penulis tidak mencantumkan jawaban teoritis atas pertanyaan “Literasi memberi manfaat apa?” maupun “Literasi memberi keuntungan apa?”, kecuali membagikan salah satu contoh manfaat nyata berdasarkan pengalaman yang dialami langsung oleh salah seorang yang ber-literasi yang menyatakan:

Tumbuh dilingkungan yang tidak alergi dengan literasi sangat berdampak kepada pembentukan karakter ber-literasi sedari kecil. Didalam lingkungan tersebut kita memiliki banyak kesempatan dan dukungan untuk bersama-sama mencari cara serta melatih cara belajar yang efektif dan menyenangkan (Belajar Cara Belajar-Ariko).

Kegemaran membaca, menghadiahkan pengetahuan yang memadai dan secara langsung memperkaya kosakata. Kondisi yang sangat membantu meningkatkan kemampuan merangkai kata bermakna, sehingga tugas menulis baik ilmilah maupun non ilmiah alih-alih menjadi beban justru sering kali terasa menyenangkan

Kami Dari Semua

Selamat datang, selamat membaca. Kami gembira menyambut kedatangan anda.

Lokasi

Jakarta, INDONESIA

Kontak

itax.ariko@gmail.com


There are far better things ahead than any we leave behind